*tulisan lama, semoga masih tetap bergizi*
Ikhwah juga
manusia.
Kata – kata yang
seringkali kudengar di berbagai tempat
Memanusiakan
manusia adalah hal yang tepat
Tapi bukan
mengeksplor kekurangan di depan publik
Galau
Kata yang
menjadi fenomena belakangan ini
dan tak bisa
dihindari juga menjangkiti para aktivis di dalamnya
Miris memang
Secara harfiah
galau berarti sibuk beramai – ramai, ramai sekali, kacau tidak keruan (pikiran)
Tak luput, diri
ini mengalaminya
Saat beban ini
tak kuat tertanggung
Saat saudara yang
menguatkan justru menjadi seteru terbesar
Saat ruhiyah tak
lagi lahap menyantap makanannya
Saat kata – kata
yang terucap semakin menyayat relung
Saat sapaan justru
menjadi hal yang ditakuti
Galau tak
terperikan semakin akrab
Menjadi teman
dekat yang kian lekat
Seakan membabat
semua ingatan akhirat
Wajar sebenarnya
bila kita merasakan itu
Di usia segini
(ya anggap saja 20 tahunan)
Kita sedang
merasakan masa – masa transisi dari remaja menjadi dewasa
Uhuy
Ada sebuah iklan
yang bilang “Tua itu pasti, dewasa itu pilihan”
Disinilah
dituntut kedewasaan kita untuk menghadapi tantangan hidup
Seperti si galau
ini
Bila hal ini
tidak disalurkan ke arah yang lebih positif
Yang terjadi
justru pengerdilan potensi pemuda
Apalagi ditambah
kemajuan teknologi dalam hal ini jejaring sosial yang kian mewabah
Tak terelakkan
para pemuda dan ternyata ada kader juga, yang lebih memilih mengungkapkan
kegalauannya di tembok ratapan (baca : Wall FB)
Astaghfirullah
Saya tak mau
menjudge orang – orang yang menggalau baik di dunia maya atau di dunia nyata
itu lebih buruk dari saya
Hanya Allah yang
tau tingkat keimanan seseorang
Tapi apakah
tidak lebih baik bila kegalauan itu disalurkan secara positif?
Emang bisa lagi
galau nyalurin secara positif?
Tenang sobat
hebat dahsyat mantap
Setiap masalah
pasti ada solusinya
Tips – tips biar
galau gak bikin kacau menurut pengalaman pribadi saya
Cekidot
Pertama,
Istighfar
sebanyak – banyaknya. Kalo belom terasa getaran istighfar jangan berhenti dulu.
Barangkali
kegalauan yang kita rasakan adalah efek maksiat yang kita lakukan.
Karena itu
mintanya sama Allah aja untuk mengampuni dosa yang mungkin kita lupa.
Hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tenang
Kedua,
Tilawah aja..
beneran deh, ampuh untuk mengatasi galau.
Abis tilawah
langsung taddabur atau cari tafsir.
Biar makin sadar
tujuan kita di bumi ngapain.
Sayang banget
waktu kita terbuang untuk ngegalau atau bikin status gak jelas
Ketiga,
Nulis. Daripada
dilihat sama semua orang dan dibaca adik kelas yang akhirnya menginspirasi
mereka untuk galau juga, lebih baik ditulis aja.
Gak usah
dipublish.
Cukup jadi
koleksi pribadi.
Suatu saat bila
membaca tulisan tersebut, akan menertawakan diri sendiri deh
Keempat,
Ketemu orang –
orang yang (insya Allah) shaleh
Ketika bertemu
dengannya seakan terbawa nuansa kematian
Horor banget
yak?
Gapapa deh.
Setidaknya
ketika bertemu dan bisa sharing,
Buka hati lebar
– lebar untuk menerima tausiyah2nya
Ayo kawan,
saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran
Kelima,
Berkontemplasi.
Menyendiri beberapa saat untuk mengevaluasi diri ke belakang
Cari penyebab
kita galau.
Mungkin karena
jauhnya kita sama Allah?
Kebanyakan
tertawa?
Sering
meremehkan dosa – dosa kecil?
Atau kena
penyakit hati?
Sobat, gak ada
manusia yang sempurna.
Imanpun
fluktuatif.
Jangan – jangan
kefuturan yang tidak diobati yang menjadi penyebabnya
Keenam,
Baca shiroh,
buku – buku penyemangat.
Pelajari lagi
bagaimana Rasulullah hidup. Para sahabat memperjuangkan islam.
Ingatkah dengan
Muhammad Al Fatih sang penakluk konstantinopel?
Di usianya yang
begitu muda, ia berhasil mengalahkan kegalauannya dan menjadi pasukan terbaik
yang Rasulullah pernah sebut.
Terakhir
Bila kegalauan
belum juga reda.
SAUM GAN!
Syahwat ente
buat galau dikandangin dulu.
Puasa dalam arti
sebenarnya, menahan segala hawa nafsu termasuk untuk galau
Jangan kaya
pemuda yang gak ngerti Islam yang mengumbar segala sesuatu pada publik
Inget inget lagi,
gimana kalo objek dakwah kita yang nyaris tertarik di barisan perjuangan,
Jadi mental gara
– gara ngeliat kelakuan kita yang gak sesuai dengan kata – kata kita
Waspada kaburo
maqtan.
Jangan sampai
hidup kita jadi KACAU karena keGALAUan itu kita pelihara
Bangkit dan
bergeraklah
Sungguh banyak
yang bisa kau raih bila kau mengusahakannya.
Bayangkan bila
sehari kita galau
Berapa banyak
lembaran Al – Qur’an yang kita lewatkan?
Berapa banyak
saudara yang kita acuhkan?
Berapa banyak
aktivitas yang kita tinggalkan?
Semua itu akan
membawa kepada keterpurukkan
Gak mau
nyeselnya di akhirat nanti kan?
Semangat
bergerak untuk umat
#Depok 14 Juli
2011
Tak ada alasan
bagimu untuk (kelamaan) galau
galau itu trend.
BalasHapus